top of page
Search

Are You "Wood" Enough?

Updated: Feb 5, 2022

Are you wood enough?

Berbeda dengan ilmu kedokteran barat yang mempelajari fungsi (fisiologi) dan kelainan fungsi (patofisiologi) organ tubuh serta proses biologis terjadinya penyakit, ilmu kedokteran oriental khususnya ilmu pengobatan klasik Cina lebih mempelajari filosofi dari setiap organ dan jalur energi (meridian) yang melewatinya. Prinsip ilmu kedokteran klasik Cina adalah “Penyakit terjadi saat kita tidak harmonis dengan Alam.”

Tubuh kita merupakan alam semesta kecil yang tidak berbeda dengan alam semesta besar, mikro kosmos dan makro kosmos. 5 elemen yang membentuk alam semesta: Kayu, Api, Tanah, Logam, Air, juga merupakan elemen yang membentuk organ tubuh kita.

Saya pribadi memerlukan waktu yang panjang untuk mulai memahami hal ini, terlebih lagi untuk mencoba menjelaskan pengetahuan yang dalam dan luar biasa ini dalam bentuk tulisan. Namun saya sangat ingin berbagi pengetahuan ini, semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca.

Kali ini saya akan membahas mengenai elemen/unsur Kayu dalam diri kita.

Bila Anda membayangkan “kayu”, apa yang pertama kali muncul dalam pikiran Anda?

Kayu: Tumbuh dan Berkembang

Elemen Kayu dilambangkan seperti Pohon yang mengakar pada Tanah dan tumbuh ke Langit. Dalam kitab klasik I Ching terdapat tiga pihak yang saling berinteraksi satu sama lain, Langit (kreatif), Bumi (reseptif), dan Manusia – yaitu pihak tengah yang berinteraksi antara keduanya. Kayu atau pohon adalah seperti manusia yang berhubungan dengan bumi (sosial) dan langit (spiritual).

Kayu melambangkan musim semi yang tumbuh dan mulai berkembang. Seperti proses lahir dan tumbuh, Kayu melambangkan sesuatu yang tidak statis namun tumbuh dan berkembang, bisa ke atas maupun ke bawah. Pohon yang ideal adalah pohon yang tumbuh ke atas ke arah langit yang terang menjulang, dan juga tumbuh ke bawah mengakar ke dalam kegelapan bumi. Inilah keseimbangan Yin dan Yang, seluruh fenomena alam semesta mempunyai keseimbangan dualistik yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Pernahkah Anda menemukan manusia yang terlalu melangit (spiritual) sehingga lupa berjejak pada bumi (sosial), atau sebaliknya? Pohon yang seperti ini tidak akan bertahan dalam badai. Contoh lain adalah manusia yang hanya mau cahaya (kesenangan) tanpa mau mengakar dan belajar dari kegelapan (derita masalah). Pohon yang seperti ini juga tidak akan kuat menghadapi badai.

Kayu: Tumbuh dari Benih

Seperti pohon yang tumbuh dari benih, demikian pula manusia. Benih pohon pinus akan tumbuh menjadi pohon pinus, benih pohon oak akan tumbuh menjadi pohon oak, masing-masing mempunyai sifat alami yang berbeda. Benih pohon pinus tidak bisa dipaksa tumbuh seperti pohon oak dan sebaliknya. Manusia tumbuh dari benih potensi dan sifat yang dibawanya. Masing-masing manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan semuanya unik. Ini adalah pelajaran berharga bagi semua pihak, termasuk praktisi atau konselor, yang memaksa orang lain untuk berubah menjadi versinya. Tugas seorang praktisi kesehatan holistik adalah untuk membantu pertumbuhan tersebut seoptimal mungkin menjadi versi terbaik yang dimungkinan sesuai dengan potensinya.

Kayu: Kelahiran Ide, Kreatif, Visioner, dan Tumbuh

Ide keratif dan dorongan seorang individu untuk membuat atau mengembangkan sesuatu adalah ekspresi alami dari elemen Kayu. Seseorang yang memiliki unsur Kayu terlalu kuat cenderung memiliki terlalu banyak ide, dan tidak jarang mengalami insomnia karena ide kreatif yang dipunyainya. Unsur Kayu yang terlalu lemah dapat tercermin dari seseorang yang tidak punya motivasi untuk maju dan berkembang, tidak memiliki visi, dan tidak punya jati diri. Unsur Kayu yang terlalu kuat perlu disedasi (dilemahkan), sebaliknya unsur Kayu yang terlalu lemah perlu ditonifikasi (dikuatkan) oleh akunpunturis.

Kayu: Kaku, Fleksibel, atau Rapuh

Kayu yang ideal adalah kayu yang fleksibel, layaknya Bamboo, dapat mengikuti arus angin namun tetap mengakar pada prinsipnya. Ini adalah tanda dari elemen Kayu yang sehat, punya pendirian dan prinsip, namun tetap dapat tumbuh dan berkembang di tengah kondisi yang berubah. Unsur Kayu yang terlalu kuat dan dominan membuat seseorang kaku seperti kayu tua, dan kekakuan ini membuat kayu mudah patah. Unsur Kayu yang terlalu lemah atau rapuh dapat dilihat pada orang yang tidak punya pendirian, struktur hidup, dan kurang keinginan untuk tumbuh dan berkembang.

Kayu: Liver (organ hati) dan Gall Bladder (kandung empedu)

Dalam kedokteran cina klasik, elemen Kayu diwakili oleh organ & meridian hati serta kandung empedu. Dalam kitab klasik dikatakan bahwa liver (hati) adalah planner (perencana) dan visioner, sedangkan kandung empedu adalah pembuat keputusan dan pelaksana. Liver adalah Yin, kandung empedu adalah Yang. Ketidakseimbangan pada organ & meridian liver terlihat pada seseorang yang terlalu banyak ide dan perencanaan, kurang fokus, atau malah terlalu kaku dan terencana. Sedangkan ketidakseimbangan pada kandung empedu terlihat pada orang yang otoriter, cenderung terburu-buru mengambil keputusan, atau malah tidak bisa mengambil keputusan.

Saya sering melihat orang yang tidak seimbang dalam meridien kandung empedu menderita migren dan sciatica, dimana jalur meridien kandung empedu melalui sisi samping kepala dan samping paha (area sciatic).

Unsur Kayu yang sehat tampil sebagai elemen yang membuat seseorang cukup visioner untuk perkembangan hidupnya, mampu membuat perencanaan yang terstruktur namun fleksibel, dan mampu membuat keputusan untuk melakukannya.

Kayu: Emosi Marah

Elemen Kayu diwakili oleh emosi marah. Marah yang berlebihan, meledak-ledak, dan frustasi adalah ekspresi dari elemen Kayu yang berlebihan, dan perlu disedasi oleh akupunturis. Sedangkan orang yang tidak bisa marah, tidak bisa mempertahankan dirinya, dan membiarkan dirinya diinjak orang lain adalah tanda dari elemen Kayu yang terlalu lemah, dan perlu ditonifikasi oleh akupunturis.

Kayu: Anak dari Air, Ibu dari Api, Pengontrol Tanah, Dikontrol Logam

Seperti yang bisa kita lihat di alam, Kayu adalah “anak” dari Air, Air akan membuat Kayu dapat tumbuh dan berkembang. Kayu adalah “ibu” yang menghasilkan Api, dan Kayu adalah unsur yang membatasi dan mengontrol Tanah, seperti pohon yang menyerap unsur hara dari tanah. Unsur Kayu dibatasi oleh Logam, seperti kapak yang menebang kayu.

Unsur Air mempunyai organ sendiri yaitu ginjal dan kandung kemih, demikian juga Api yaitu jantung, pericardium, usus kecil, dan tripple burner. Unsur Tanah diwakili oleh lambung, limpa, dan kemampuan mencerna makanan pada umumnya. Unsur Logam diwakili oleh paru-paru, usus besar, dan fungsi pernafasan.

Ketidakseimbangan pada unsur Kayu (hati dan kandung empedu) akan mempengaruhi unsur-unsur lainnya terutama Api dan Tanah. Ketidakseimbangan unsur lain juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan unsur Kayu. Sebagai contoh Api yang terlalu besar sehingga membakar Kayu, atau Logam yang menebang Kayu, atau Air yang berlebihan atau kekurangan.

Hubungan antar unsur ini cukup kompleks, dan akan saya bahas di lain waktu bersama pembahasan bagaimana hubungan antar elemen ini ternyata selaras dengan fisiologi dan patofisiologi penyakit dalam kedokteran barat.

Demikianlah kesehatan dan proses terjadinya penyakit menurut ilmu kedokteran oriental. Proses sakit tidak dilihat berdiri sendiri melainkan terdapat cerita di baliknya, dan diperlukan proses terapi yang tepat jitu dan berkesinambungan untuk mengharomoniskan kembali elemen-elemen di tubuh kita. Saat kita memperbaiki elemen-elemen di tubuh kita, tidak hanya sehat jasmani saja tetapi hidup kita pun akan lebih harmonis dengan alam, dan keadaan sekitar anda juga mulai berbenah menjadi semakin harmonis.

Catatan akhir: Elemen Kayu pada intinya adalah elemen yang mengijinkan diri kita untuk mengekspresikan jati diri / inner law of our being untuk tumbuh dan berkembang di dunia.

“Be like a tree in pursuit of your cause.

Stand firm, grip hard, thrust upward,

Bend to the wind of heaven,

And learn tranquility.”

(Dedikasi untuk Richard St. Barbe Baker, Bapak Pohon)

Untuk membuat janji terapi dan konsultasi dengan Dr. Yudhi Gejali, klik di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Japanese Acupuncture di Jakarta, klik di sini.

420 views0 comments

Recent Posts

See All

INGIN BERKONSULTASI DENGAN dr. YUDHI GEJALI?

Per saat ini (Januari 2023) dr. Yudhi Gejali sedang membatasi diri untuk menerima klien baru, dan memfokuskan 70% waktu dan energinya untuk klien yang sebelumnya sudah menjalani program terapi yang sa

bottom of page